TO ADVERTISERS : ||| Untuk melihat UPDATE artikel terbaru dari blog ini, silahkan JOIN dengan blog kami... Melalui, ||| FACEBOOK PAGE ||| Atau juga bisa ||| IKUTI TWITTER ||| Kami, Salam Admin ||| AryandaShare ||| TERIMA KASIH

Bahaya Miras dan Kesehatan


Perilaku menyimpang tumbuh di kalangan masyarakat akibat kurang seimbangnya masalah ekonomi, terutama terhadap para remaja Indonesia yang sering menggunakan minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang. Mungkin mereka kurang perhatian dari orang tua mereka atau mungkin juga karena ajakan para pemakai atau teman-temannya. Penyalahgunaan narkoba terhadap para pelajar SMA dan SMP berawal dari penawaran dari pengedar narkoba. Mula-mula mereka diberi beberapa kali dan setelah mereka merasa ketergantungan terhadap narkoba itu, maka pengedar mulai menjualnya. Setelah mereka saling membeli narkoba, mereka disuruh pengedar untuk mengajak teman-temannya yang lain untuk mencoba obat-obatan terlarang tersebut.

Narkoba pertama kali dibuat oleh orang Inggris dan pertama kali disebarkan ke daerah daratan Asia mulai dari China, Hongkong, Jepang sampai ke Indonesia. Narkoba yang paling banyak dikirim ke daerah Asia adalah heroin dan morfin. Di Indonesia juga sudah mulai ada yang memproduksi narkoba jenis ganja, pil lexotan dan pil Extaci.

Narkoba biasanya dikonsumsi oleh anak-anak orang kaya, yang kurang perhatian dari orang tuanya. Biasanya mereka mengkonsumsi jenis pil lexotan dan Extaci karena proses pembelian dan penggunaannya lebih mudah dan praktis. Pada mulanya mereka minum minuman beralkohol di diskotik atau bar, tetapi lama kelamaan mereka mulai memakai narkoba.

Miras (minuman keras) adalah minuman yang mengandung alkohol dan dapat menimbulkan ketagihan, bisa berbahaya bagi pemakainya karena dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati dan perilaku, serta menyebabkan kerusakan fungsi-fungsi organ tubuh. Efek yang ditimbulkan adalah memberikan rangsangan, menenangkan, menghilangkan rasa sakit, membius, serta membuat gembira.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika , psikotropika dan zat adiktif lain yang jika di minum, hisap, hirup, ditelan atau disuntikan sangat berguna untuk kepentingan dunia kedokteran sebagai pengobatan dan pelayanan kesehatan, namun sering kali menimbulkan ketergantungan.

Faktor Miras Dan Narkoba:

1. Untuk memenuhi keinginan akan sesuatu hal yang baru, seru, dan berisiko
2. Untuk menstimulasi rasa tertentu (termasuk memuaskan rasa penasaran, ingin merasakan sesuatu yang mengubah kesadaran, dan lain-lain).
3. Untuk mengatasi atau melupakan masalah atau perasaan

Efek Bagi Pengguna Miras Dan Narkoba:

1. Malas makan, sehingga fisik lemah dan kekurangan gizi.
2. Hidup jorok, sehingga terkena eksim, penyakit kelamin, lebih lanjut paru-paru, hepatitis.
3. Sering sakit kepala, mual-mual, muntah, murus-murus, sulit tidur.
4. Gangguan otot jantung dan tekanan darah tinggi.

Masa Transisi Berisiko Tinggi:

Dari tahun ke tahun, data cukup konsisten menunjukkan bahwa kaum remaja adalah kelompok pangsa pasar terbesar bandar narkoba. Dominasi pelanggan remaja menjanjikan bandar pasar yang cukup atraktif; menjanjikan pasar baru setiap hari karena proses pemasaran ala member-get-member di kalangan teman sebaya. Bagi pelanggan yang sudah kecanduan, menjanjikan ‘kesetiaan’ membeli. Bagi yang baru coba-coba, mereka setidaknya berharap diberikan sampel gratis. Semua itu dimungkinkan berbagai faktor; mulai dari karakteristik biologis, psikologis, lingkungan sosial, dan budaya yang terjadi di masa remaja.

Dari sisi biologis, masa pubertas yang dialami remaja cenderung membawa dampak psikologis (mood, pencarian jati diri, dan lainlain), di samping dampak fisiologis (perubahan dalam tubuh dan pertumbuhan organ seksual). Masa transisi yang terjadi di kala anak masuk ke jenjang SMP juga dipercayai banyak ahli sebagai masa paling kritis dalam hidup anak. Di jenjang itulah, anak mendapatkan banyak tantangan baru dalam hidupnya, tuntutan akademik, teman baru dan mungkin lingkungan sekolah baru.

Kedua hal itu dapat menyebabkan berubahnya karakter dasar dan sikap remaja, dari yang tadinya 'anak manis' menjadi individu yang berbeda dan tidak dapat diprediksi. Ada yang menjadi supermandiri seakan tidak perlu pendapat orang lain. Ada yang menjadi sangat tergantung pada teman. Tentu ada pula yang tumbuh menjadi individu yang mantap dan dewasa.

Dalam perjalanan hidup anak, di masa remaja inilah mereka mulai dihadapkan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang dapat menimbulkan berbagai tekanan. Menurut data konseling nasional di Amerika Serikat, seperti yang tertulis dalam buklet Parents: The Anti Drug (2004), remaja mengakui tekanan terbesar yang mereka hadapi sehari-hari adalah tekanan sosial untuk mencoba rokok, alkohol atau narkoba. Tekanan sosial itu melebihi tekanan pergaulan atau kekerasan dalam keluarga yang mereka hadapi.

Data di beberapa kota besar di Indonesia pun menemukan hal yang serupa. Sayangnya, kita belum memiliki survei nasional dalam konteks ini.

Bagikan Ke :

Facebook Google+ Twitter

0 komentar:

Posting Komentar