Dalam jurnal ”American Journal of Epidermiology” dikemukakan bahwa menarkhe (Menstruasi Dini) seringkali dihubungkan dengan usia pendek. Hal ini bukan tanpa alasan, tetapi berdasarkan beberapa penelitian, diantaranya hasil penelitian yang menyatakan bahwa mereka yang menarkhe pada usia 10/11 tahun beresiko meninggal 10% lebih cepat dibandingkan mereka yang menarkhe pada usia 14 tahun. Hal ini tetap berlaku meskipun faktor sosial ekonomi dan berat badan ikut dipertimbangkan sebagai variabel. Salah satu penyebab yang terdeteksi dari penelitian ini adalah semakin tingginya tingkat anak-anak yang kelebihan berat badan dimana lemak tubuh membantu memicu dan mempertahankan siklus menstruasi.
Hasil penelitian tersebut menyatakan selama masih menstruasi, hormon estrogen akan tetap eksis dalam tubuh perempuan. Ketika seorang perempuan mengalami mens-truasi dini, maka akan mengalami masa menopause secara dini pula. Hal ini berarti pada usia yang relatif masih muda, hormon estrogen sudah tidak ada, padahal hormon ini ber-fungsi mencegah serangan jantung dan melindungi tulang. Dengan demikian menopause dini berakibat pada hilangnya perlindungan terhadap serangan jantung dan tulang, sehingga resiko terkena gangguan jantung dan tulang relatif besar. Hal ini sejalan dengan penelitian menyebutkan bahwa remaja putri yang mengalami menarkhe dini (usia di bawah 11,9 tahun) beresiko menderita penyakit kardiovaskular. Menstruasi dini yang berpengaruh terhadap datangnya menopause dini juga berakibat pada menipisnya kulit dan keriput karena semakin menurunnya estrogen. Selain itu terjadi penumpukan lemak di beberapa tempat tertentu di bawah kulit, seperti di pinggang dan di lengan bagian atas.
Resiko lainnya yang dapat terjadi pada remaja putri yang mengalami menarkhe dini adalah kaitannya dengan perawatan dan pemeliharaan organ reproduksinya. Seorang remaja putri yang baru berusia 10 - 11 tahun tentunya masih dapat dikatakan anak-anak. Mereka belum mengetahui secara mendalam tentang pentingnya pemeliharaan organ reproduksinya, apalagi jika orangtuanya (terutama ibu) tidak mau memberikan penjelasan atau nasehat kepada putrinya perihal seputar kesehatan organ reproduksi.
Contoh sederhana dalam pemilihan dan penggunaan pembalut, jika salah memilih dan menggunakannya akan berpengaruh pada kesehatan organ reproduksi. Coba bayangkan, jika kita sebagai orangtua tidak peduli dengan hal itu, maka sudah dapat dipastikan anak akan berkembang sendiri dan bertanya-tanya tentang hal itu hanya pada teman sebayanya yang sebenarnya juga belum memahami secara benar tentang bagai-mana memilih dan menggunakan pembalut yang benar. Penggunaan pembalut yang tidak benar dapat menyebabkan iritasi bahkan infeksi pada organ reproduksinya, Jika hal ini dibiarkan terus menerus, apalagi anak tidak mengeluh pada orangtua, maka dapat ber-akibat fatal menyebarnya bakteri masuk ke dalam kandung kemih dan terjadilah penyakit infeksi kandung kemih. Bahkan kanker serviks dapat disebabkan karena pemakaian pembalut yang basah dan tidak segera diganti. Demikian juga pemilihan jenis pembalut yang aman bagi kesehatanpun perlu diketahui, seperti dari bahan apa pembalut itu dibuat. Persoalannya, apakah anak seusia 10 – 11 tahun sudah dapat diberi penjelasan dan pe-ngertian tentang hal itu, meskipun dengan bahasa yang mudah dan sederhana. Di sinilah diperlukan kesadaran orangtua (terutama ibu) dalam membimbing dan mendampingi putri-nya agar mereka mengerti arti menstruasi bagi diri dan kesehatannya.
0 komentar:
Posting Komentar