TO ADVERTISERS : ||| Untuk melihat UPDATE artikel terbaru dari blog ini, silahkan JOIN dengan blog kami... Melalui, ||| FACEBOOK PAGE ||| Atau juga bisa ||| IKUTI TWITTER ||| Kami, Salam Admin ||| AryandaShare ||| TERIMA KASIH

Mengobati Keracunana Makanan

Memang mengobati keracunan makanan tidak mudah, butuh tindakan cepat. Karena kita berhadapan dengan racun yang sudah masuk kedalam tubuh. Jika tidak cepat penanganannya, bisa berakibat pada kematian. Namun bisa jadi mudah, jika anda menanganinya dengan cepat.

Keracunan makanan adalah penyakit yang ditandai dengan gejala: mual, muntah, kram perut, dan diare yang terjadi tiba-tiba (dalam waktu 48 jam) setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar. Gejala ini dapat mempengaruhi satu orang atau sekelompok orang yang makan makanan yang sama (disebut wabah). 

Penyebab keracunan makanan dapat dibagi menjadi dua kategori: makanan yang terinfeksi dan makanan yang beracun. Makanan yang terinfeksi termasuk virus, bakteri, dan parasit. Sedang makanan yang beracun meliputi jamur beracun, atau kontaminasi pestisida pada buah dan sayuran. 

Makanan biasanya menjadi terkontaminasi karena persiapan atau sanitasi yang buruk. Menyentuh makanan tanpa mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi atau memiliki infeksi sendiri, sering menyebabkan kontaminasi. Makanan tidak dikemas atau disimpan pada suhu yang salah juga mempromosikan kontaminasi.  
A. Keracunan Makanan dengan mengobati sendiri di Rumah.
Anda bisa mengobati keracunan dirumah, jika episodenya singkat, muntah dan diarenya sedikit, serta berlangsung kurang dari 24 jam. Maka pada keracunan makanan dengan efek ringan ini, anda bisa lakukan beberapa langkah:
  • Jangan makan makanan padat, (ketika masih mual atau muntah), tapi minum cairan. Minum oralit atau air hangat dicampur dengan gula dan garam untuk mengganti cairan yang hilang selama diare. Jadi setiap anda diare, anda harus segera mengganti cairan yang hilang tadi dengan minum oralit. Rasanya sedikit asin setengah manis, tapi khasiatnya bisa mengganti elektrolit yang hilang saat diare tadi.
  • Hindari alkohol, minuman berkafein, atau manis. 
  • Obat herbal untuk mengobati mual atau diare, seperti teh herbal dari campuran jeruk nipis dan jahe dapat digunakan untuk meredakan gejala mual atau diare. Anda bisa lihat khasiat jahe di postingan manfaat jahe bagi kesehatan. Disitu dijelaskan jahe berguna mengatasi masalah di organ pencernaan.
  • Anda juga bisa minum air kelapa, karena memiliki efek menetralisir racun.
  • Setelah berhasil mentoleransi cairan, makan harus mulai perlahan-lahan, ketika mual dan muntah telah berhenti. Makanan biasa yang mudah bagi perut harus dimulai dalam jumlah kecil. Awalnya bisa makan nasi, roti, kentang, daging, dan ayam (tidak digoreng). Susu dapat diberikan secara aman, meskipun beberapa orang mungkin mengalami sakit perut karena laktosa intoleransi.
  • Namun jika diare atau muntah tak kunjung berhenti dalam 24 jam, atau tubuh anda mulai terasa lemas. Maka anda harus segera berkunjung ke layanan medis terdekat. Karena ini sudah bukan kategori keracunan makanan jenis yang ringan lagi.
B. Pengobatan Medis pada Keracunan Makanan
Pengobatan utama untuk keracunan makanan adalah mengganti cairan ke dalam tubuh (rehidrasi) melalui infus dan dengan minum oralit. Pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Hal ini tergantung pada keparahan tingkat dehidrasinya, respon terhadap terapi, dan kemampuan untuk minum cairan tanpa muntah. Anak-anak, khususnya, mungkin perlu pengamatan yang seksama.
  • Anti-muntah dan diare obat dapat diberikan.
  • Dokter mungkin juga mengobati demam, membuat pasien lebih nyaman. 
  • Antibiotik jarang diperlukan untuk keracunan makanan. Dalam beberapa kasus, antibiotik memperburuk kondisi. Hanya beberapa penyebab spesifik dari keracunan makanan ditingkatkan dengan menggunakan obat ini. Penyakit dengan diare (shigellae) dapat dikurangi dengan antibiotik, tapi penyakit ini biasanya hilang dengan sendirinya dan tanpa pengobatan.
  • Dalam keracunan jamur atau mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan pestisida, pengobatan agresif mungkin termasuk intravena (infus), intervensi darurat untuk mengancam jiwa, dan obat-obatan seperti memberikan penangkal racun(antidot). Pada keracunan yang serius mungkin memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Bagikan Ke :

Facebook Google+ Twitter

0 komentar:

Posting Komentar